Dua Tahun yang lalu, saya menikmati bulan Ramadhan di sebuah kampung,
dengan teman-teman baru saya. Kuliah Kerja Nyata kami menyebutnya. Pengalaman
itu sangat berkesan bagi saya dan menjadi bagian hidup yang tak terlupakan.
Setahun yang lalu, saya melewati
bulan Ramadhan di Kos Pinky Karangmalang bersama sahabat-sahabat saya yang hore.
Selama hampir 2 minggu juga sempat saya habiskan di PTPN dan kamar kos kecil di
tengah Kota Semarang sambil mengerjakan skripsi. Menyepi.
Tahun ini, bisa dipastikan saya menghabiskan bulan Ramadhan di Kota
Surabaya. Mungkin cuma sisa beberapa hari saja saya bisa berpuasa di Jogja, di
rumah. Suatu kegiatan yang selama beberapa tahun ini jarang saya lakukan
bersama keluarga. Entah karena saya yang lebih sering tinggal dikos atau karena
kesibukan saya sendiri. Tapi saya sadar kalau saya semakin menghilang dari kehidupan rumah maupun desa.
Saya seakan-akan meninggalkan dan hanya menjadi tamu di desa saya sendiri.
Bulan puasa ini, sesuatu yang saya rindukan, lebih dari sekedar euphoria
kemeriahan orang-orang berjualan menu berbuka di lembah UGM, sudut-sudut
Karangmalang, atau melihat kembang api dari lt. 3 Kos. Saya rindu menemani
adek-adek takjilan dimasjid, atau membeli jajan buka puasa, badminton sama
adek, bersih-bersih rumah sama Bapak saya, sementara Ibuk dengan rempongnya
memasak dan mengantar makanan untuk simbah saya hingga lupa berbuka. Saya
semakin jauh dari kebahagiaan yang sederhana itu. Saya rindu bulan Ramadhan yang seperti itu.
Jujur saya agak pesimis dengan Bulan
Ramadhan kali ini, ada kekhawatiran bahwa saya tidak bisa melakukan ibadah
sebaik atau harusnya lebih baik dari tahun lalu. Surabaya tidak seperti Jogja
pastinya. Yah anggap saja ini sudah biasa bagi saya, hidup nomaden, jauh dari
keluarga dan orang-orang yang bisa saling mendukung. Kali ini saya harus
mengusahakan eksistensi keislaman saya by
myself. Kemarin otak saya masih
abstrak membayangkan, How??? Saya tidak pernah merasa sesendiri ini. Tapi hari
ini Allah memudahkan segalanya. Dan di sudut Kota Surabaya yang ruwet, saya bisa
sholat tarawih ditengah alam terbuka. Menatap langit dan menikmati angin yang
semilir. Alhamdulillah, saya bisa memulai Ramadhan ini dengan baik. InsyaAllah.
Saya berharap saya bisa tetap menjaga hati saya untuk Ramadhan, untuk Allah.
Semoga bulan ini saya tidak begitu dipusingkan dengan tumpukan pekerjaan
dikantor, dan harus bisa mengurangi jatah nge-tweet sehingga saya bisa lebih punya
banyak waktu untuk konsentrasi pada ibadah. Terimakasih untuk yang selalu menguatkan saya, dan membuat saya semakin mencintai Allah, semoga Allah mentakdirkan kebaikan untukmu.
Selamat berpuasa semua, maaf kalau saya punya salah dan mungkin pernah mengacau pada kalian semua. Semoga bulan ini membawa berkah bagi kita semua dan menjadi kekuatan saya untuk bisa lebih baik lagi nantinya. Untuk dunia dan akhirat.
Selamat berpuasa semua, maaf kalau saya punya salah dan mungkin pernah mengacau pada kalian semua. Semoga bulan ini membawa berkah bagi kita semua dan menjadi kekuatan saya untuk bisa lebih baik lagi nantinya. Untuk dunia dan akhirat.
.jpg)


doooo.. kangeeenneen.....
BalasHapusAlhamdulillah msh dkangenin orang hehee
BalasHapusasikkk
BalasHapusasik ada samarinda :)
BalasHapus