Minggu, 30 Oktober 2011
asal ngomong
belajar dari teman dan hidup, bukan teman hidup
suatu saat nanti aku akan berterimakasih pada masa lalu, yang menuntun jalanku berada disini
sesuatu tidak bisa dicapai hanya dengan menangis saja, tapi aku percaya bahwa kadang menangis adalah cara paling mendesak
bahwa walaupun satu persatu mulai menghilang, hidup kita akan tetap bersinggungan. dimanapun kita berada
setiap manusia punya waktunya masing-masing dan faktor X itu ada yang tidak bisa kita bantah
aku menuliskan hidupku seperti ini, dan entah kamu aku tidak peduli caramu. tapi kita tetap ada.bukan aku dan kamu
kata tolong, maaf, dan terimakasih sudah meluluskan hidup, ikhlas...will you??
bukankah galau itu muaranya adalah menerima, harusnya sih begitu
aku sudah membayangkan bahwa aku adalah wanita yang hebat di masa depan
jawabannya hanya satu,tidak boleh terpuruk. karena apapun terpuruk itu membuatmu berhenti
malulah pada Tuhan ketika kau terpuruk, bukankah Dia selalu ada disisimu??
bahagia, setiap orang bisa membuatnya untukku, apalagi aku?
bahkan takdir itu bisa saja takdir yang berbelok,
aku asal saja punya keinginan, karena aku percaya Kau tau aku hanya butuh beberapa. Jadi kuserahkan padaMu Tuhan, mana yang Kau pilih
Biarkan hati terus berlari, dan hentikanlah ketika kau tau itu hati, bukan aku
chester saja sering bilang let it go, kenapa kau biarkan mereka menguasai pikiranmu?
dan satu lagi masaku mulai berlalu, aku diujung lompatan menuju masa selanjutnya
dan satu lagi persahabatan tercipta, aku tidak percaya akan segera meninggalkannya
Terlepas dengan siapa kita bersahabat, kita masih bisa berteman dengan yang lainnya, dan tetap saja rasanya menyenangkan
Ketika kemarahan, rasa kesal, benci, dan galau itu datang aku memang menuliskannya dan akan kudiamkan. Hingga kemudian aku lupa sedihku dan segera kuhapus tulisan itu tanpa membacanya kembali. Aku tidak mau mengingat hal yang buruk.
aku sedang belajar mengendalikan diriku ketika menghadapi keterpurukan. Apapun itu aku berusaha menghindar dari semua kegalauan meski kadang tidak berhasil, tapi aku masih ingin sebisa mungkin meredamnya.
Kita memang tidak pernah bisa tahu apa rencana Tuhan. Bagaimana Dia menyatukan umatNya atau kemudian menjadikan mereka terpisah bahkan bersaudara. Semua kuserahkan padaMu Tuhan. Tapi ijinkanlah hamba berharap engkau menjadikan doa hamba nyata.
Kita bisa membebaskan hidup terserah kita. Buatlah semua menjadi lebih mudah dan tidak merugikan orang lain, syukur malah membantu.
Semua indah pada waktunya itu kata-kata bullshit, karena kita sendiri tidak pernah puas pada keindahan yang sudah ada (ini yang disebut dengan belajar menerima kenyataan, kadang cara terbaik untuk menghadapinya adalah menjadi gila)
Menjadi diri sendiri dan menjelajah kemampuan diri sendiri adalah kebahagiaan sehingga kita bisa punya nilai bagi orang lain.
akan kuhabiskan gagalku, hingga yang tersisa hanya keberhasilanku
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comment:
Posting Komentar