Saya beruntung pernah merasakan hidup sebagai anak kos. Agak
lebay sih, tapi karena itu saya merasa lengkap menjadi mahasiswa. Saya mulai
kos di semester ketiga saya kuliah, alasannya karena jadwal kuliah dan
kegiatan2 mahasiswa baru bener2 susah dikompromikan dan saya butuh tempat
mangkal untuk istirahat. Saya sempat berpindah-pindah tempat kos sampe 3 kali.
Terakhir saya tinggal di karangmalang A 43 B, namanya kos pinky. Kalau denger namanya, saya merasa seakan2
sedang masuk ke dalam kumpulan geng cewek yang catchy imut gitu. Kos ini
direkomendasikan oleh temen saya Riezka, dan selanjutnya saya sangat
berterimakasih. Karena dia saya mendapatkan sahabat2 baru yang incredible
sekali hehee. Kos saya terdiri dari 3 lantai. Ada 32 kamar kalau gak salah. Dan
saya tinggal di lantai 1, di kamar pojok yang paling kecil. Tapi gak papalah.
Yang penting nyaman. Rasanya semakin nyaman ketika saya mulai kenal dengan
sebagian besar tetangga kamar saya.
Rizki, atau biasa dipanggil Kiki. Asli Kebumen, cuma
ngapaknya nggak keliatan. Anaknya tomboy, nggak ada femininnya sama sekali,
tapi dia sangat suka menolong, apalagi kalau urusan parkir motor. Kadang saya
merasa beruntung ada orang yang lebih parah dari saya hehee. Dia cerdas menurut
saya dan memang iya sih. Sekarang Kiki masih bertahan di Kos pinky meneruskan
S2nya di TEP UGM. Saya yakin kamu akan jadi orang penting, Ki. Saya yakin kamu
akan mendapatkan jodoh orang yang hebat juga. Semangatt!
Meyka. Pertama kali dateng ke kos ini, melihat dia, sedetik
saya inget sama Sigi Wimala (khilaf). Dia adalah orang paling absurd diantara
temen2 kos saya. Saya heran dengan kelakuannya yang kadang seaneh pemikirannya.
Tapi saya salut juga dengan kemampuan Meyka mengambil keputusan2 hebat dalam
hidupnya. Dari psikologi ke tata busana,
dan akhirnya berhenti disemuanya. Ahh enak banget hidupmu Mey. Sekarang dia
tinggal di Pekalongan. Dengan sabar menunggu pacarnya, yang sebentar lagi akan
menjadi tunangannya. Aiihhh dia adalah wanita pertama. Yah saya akan menyebutnya
wanita pertama diantara kami.
Windi. Anak Banyumas. Ngapak juga. Dia paling muda diantara kami.
Masih semester 7 di Pend. Bahasa Sastra Indo UNY. Sering dipanggil anak bontot,
tapi badannya bongsor. Iya emang nggak sopan kok. Kamar kosnya selalu jadi
markas kami, karena disana ada TV, makanan, dan perawatan kecantikan hehee. Seru
bisa berpremanisme sama dia, nggak tau siapa yang beruntung temenan sama siapa. Tapi
semoga dia nggak menyesal berteman dengan mbak2 yang menyesatkan ini. Seneng
sekali dikos masih ada Kiki sama Windi. Paling nggak kalau saya mau begaool
sampe malem di Jogja, saya masih bisa nebeng nginep hehee.
Yuni. Moody girl. Nggak tau gimana ceritanya dia bisa
dipanggil umak. Apa emang akunya yang lupa. Ah pokoknya dia adalah ibunya
anak-anak. Cuma dia tuh yang pegang BB, yang paketnya selalu buat keroyokan.
Dia juga salah satu pemasok K-pop di sela-sela santai saya. Meskipun umak-umak,
tapi sama aja kelakuannya. Sama genitnya. Sejak lulus September lalu, dia
kembali mengabdi di kampung halamannya Pekalongan. Mungkin dia lagi cari bapak
buat kami. Let’s find it beb!
Nana. Ah saya lebih suka manggil dia nenek. Dulu jaman kita
masih ngumpul bareng. Dia orang yang paling nyebelin. Yah karena Cuma dia yang
punya pacar. Ngenes banget nggak sih perkumpulan saya ini. We’re single ladies
and she’s NOT. Ketika menjelang isya, saya Kiki Meyka Yuni Eva dan Windi siap2 cari
makan. Eh pacarnya udah nongkrong aja diteras depan. Minta ditimpuk. Untung
putus. #Uppsss. Sekarang Nenek tinggal di Bogor, Tangerang dan sekitarnya. Yah
dia beredar di waralaba terdekat hahaa. Sukses nek!! Nana itu good advicer saya
bilang. Saya cocok sama dia. Everything is gonna be mad when we talk each
other. Will you marry me Ne ^^
Eva. Saya harus bilang apa lagi tentang dia ya. Temen
kampus, temen maen, temen kos lagi. Dia pasti tercinta-cinta sama saya, karena
sudah merekomendasikan kos Pinky sama dia. Dia pasti tercinta-cinta sama saya
karena saya baik, lucu, menyenangkan, unforgetable. Dia pasti tercinta-cinta
sama saya karena saya juga
tercinta-cinta sama dia. Sayang kami beda usia. My partner in crime. Whatever,
saya sepi kalau nggak ada dia.
Saya cuma setahun tinggal dikos Pinky. Tapi dengan setahun
itu saya telah melewati banyak fase-fase manis bersama mereka. Saya yang
awalnya malu-malu kucing bergabung dengan mereka, menawarkan facebook saya
untuk di add, akhirnya ikut melebur menjadi semakin gila. Nggak tau ya, mungkin
bener kalau wanita itu sifatnya komunal. Suka berteman berkelompok. Dan dengan
senang hati saya mengatakan mereka adalah genk baru saya lainnya. Mereka adalah
keluarga baru saya. Bayangin aja cewek2 bertujuh bangun tidur aja udah numpuk
di satu kamar nonton gossip, ngomongin cowok, kuliah, dosen, keluarga. Nyari
makan, masak, ngomel2 soal parkir motor, hang out malem2, window shopping. Yah saya masih belum bisa lepas dari jiwa hura-hore
pertemanan saya di usia saya yang seharusnya semakin dewasa ini. Hei tapi
bukannya teman itu tidak mengenal masa ya hehee.
……….Seseorang pernah
berkata pada saya, “kamu terlalu berbagi cinta dengan teman-temanmu”
Kemudian saya bilang padanya.
“Saya punya banyak cinta untuk dibagi. Untuk orang tua saya,
untuk teman-teman saya, dan untuk kamu. Semuanya utuh. Hanya kadarnya saja
berbeda. “
Saya yakin dengan
kata-kata saya sendiri. Bahwa tidak ada cinta yang perlu dibandingkan. Semuanya
memberi dan tulus. Saya cinta pada Allah karena Dia adalah Tuhan saya,
segalanya. Saya cinta orang tua saya karena mereka adalah orang tua saya. Saya
cinta teman-teman saya karena mereka adalah teman-teman saya..Get the point
Baby ^^
0 comment:
Posting Komentar