Elegi
Lelaki berparas
putih itu turun dari motor satria kesayangannya, menyapa Edi sang juru parkir
yang merupakan teman baiknya. "Gimana kemarin Pak, jadi ke bengkel?', sapanya ramah. "Iya Mas, jadi ternyata kampas remnya habis", jawab Pak Edi. "Owh gitu, pantesan g enak banget dipake. Aku masuk dulu Pak", kata lelaki lagi sambil berlalu meninggalkan tempat parkir lalu menuju ruang belakang sebuah gedung dan
segera berganti pakaian. Lelaki itu Adi, usia 23 tahun. 3 tahun yang lalu,
dia memutuskan untuk berhenti kuliah dan pergi menyusul kakaknya di Kalimantan.
Dan disinilah ia sekarang. Tinggal berdua dirantau orang dengan kakak
perempuannya. Adi diterima menjadi seorang karyawan di sebuah perusahaan
besar di Kota Banjarmasin berkat ijazah SMA-nya.
Pukul 17.00 Adi
baru keluar dari tempat kerjanya. Hujan mengguyur Kota Banjarmasin malam itu. Adi
bergegas mengenakan jas hujan kelabunya. Dia harus segera pulang. Kakaknya sedang sakit dan dia harus
membelikan obat di apotek. Sehabis tarawih,
Adi duduk di balkon rumah kontrakannya. Memandang keindahan malam Ramadhan di Banjarmasin. Ada kerinduan mendalam di hati Adi untuk bisa pulang ke kampung
halamannya di Jogja. Bertemu ayah dan adiknya. Adi merupakan 3bersaudara.
Ibunya meninggal ketika ia masih bayi. 1 bulan lalu, dia menerima telpon dari
keluarga bahwa neneknya meninggal dunia. Namun saat itu Adi
dan kakaknya tidak bisa pulang karena tidak ada biaya. Bisa dibayangkan betapa
kesedihan menggelayut di hati kakak beradik itu. Dan tadi kakaknya
memberitahunya bahwa lebaran ini mereka akan pulang. Ke Jogja. Adi tersenyum. Senyum
yang indah.
**********
Nadia tetaplah
Nadia. Tak pernah berubah. Tetap tumbuh menjadi gadis 21 tahun yang angkuh dan
acuh. Tujuan hidupnya saat ini adalah kuliah dan mendapatkan beasiswa untuk
menyenangkan Ayah ibunya. Nad tak pernah peduli dengan penampilannya ketika
para gadis sebayanya beramai-ramai mengubah diri mereka menjadi boneka.
Nad tak pernah peduli untuk berhubungan serius
dengan lelaki, setelah Adi. Ya, Adi adalah teman semasa sekolah
menengahnya. Terakhir Nad melihat Adi, ketika mereka sholat idul fitri di
tempat yang sama 2 tahun lalu. Itupun dari jauh. Dan Nad tidak pernah
berkeinginan untuk mengejar atau berhubungan dengannya lagi. Bukan karena
dendam atau hutang. Nadia telah memutuskan untuk melupakannya. Dan berhasil
setelah 4 tahun lamanya. Nadia benci dengan sikap Adi yang acuh. Nadia benci
dengan ulah Adi yang selalu membuatnya kesal dan marah. Nadia benci karena dia
bisa peduli pada seorang lelaki ketika usianya masih 15 tahun. Karena itu Nadia
memilih untuk meninggalkan hubungan itu. Dan meninggalkannya.
**********
Pagi itu, Adi dan Kakaknya menuju bandara. Seminggu lagi Hari lebaran tiba, dan pesawat pukul 11.00 akan membawa mereka kembali ke Jogja. Adi mengingat seseorang. Segera ditelponnya Arsa, teman lamanya.
"Sa, Lu tau nomer Nadia?"
"Sa, Lu tau nomer Nadia?"
***********
Nadia terdiam.
Dia paling tidak suka mendapat telpon tengah malam. Orang tuanya akan marah
bila sampai tahu. Benarkah itu Adi? Adi menelponnya, menanyakan kabarnya dan
Nad memutus telponnya. Bodoh!!! Nad mengutuk dirinya sendiri. Darimana dia tau nomernya ya? Apa dia Dijogja? "Arrrgghh kenapa jadi galau gini sih!", kata Nadia. "Harusnya kan aku udah biasa aja", lanjutnya lagi sambil ngomel-ngomel didepan cermin. Setelah mereka sudah sebesar ini, dan menjalani hidup masing-masing, tiba-tiba Adi kembali.
"Apa tadi dia bilang, dia mo maen kerumah??"
Oh My God, kenapa tadi diputus Nad!!", Nadia menyalahkan dirinya sendiri ketika ada nomor asing menelpon dan mengucapkan selamat Lebaran. Yang ternyata adalah Adi. Nad hanya sempat bilang akan menelpon balik besok kalau Nad tidak ada acara, ketika Adi berniat mengunjunginya pada hari lebaran ketiga. Keesokan harinya Nad telah membatalkan semua janjinya dan mecoba menelpon Adi. Tapi tidak aktif. Dan Nadia tetap menunggunya kabarnya. Hingga ia harus kembali ke bangku kuliah di Solo.
"Apa tadi dia bilang, dia mo maen kerumah??"
Oh My God, kenapa tadi diputus Nad!!", Nadia menyalahkan dirinya sendiri ketika ada nomor asing menelpon dan mengucapkan selamat Lebaran. Yang ternyata adalah Adi. Nad hanya sempat bilang akan menelpon balik besok kalau Nad tidak ada acara, ketika Adi berniat mengunjunginya pada hari lebaran ketiga. Keesokan harinya Nad telah membatalkan semua janjinya dan mecoba menelpon Adi. Tapi tidak aktif. Dan Nadia tetap menunggunya kabarnya. Hingga ia harus kembali ke bangku kuliah di Solo.
***********
7 Tahun
kemudian
Adi telah
menjadi seorang wirausaha sukses dengan membuka restoran di beberapa cabang. Belakangan
Adi pindah kerumah barunya di jakarta dan sedang berberes.
“Mas, wanita ini
hebat ya, punya karir yang bagus, usaha sukses, dan tinggal diluar negeri
pula”, kata seorang wanita yang merupakan istri Adi sambil menunjukkan profil
seseorang di majalah wanita.
“Lho, ini kan
Nadia??”, kata Adi dengan terkejut.
“Mas kenal
dia??”, kata istrinya balik bertanya.
“Well, dia ini
dulu teman kecilku di SMP. Sudah lama sekali kita gak kontak, ternyata dia
sudah sukses seperti ini”,cerita Adi sambil menerawang jauh.
Dengan segera Adi mencatat alamat
email Nadia yang tertera di majalah itu. Dia bermaksud untuk mencari kabar
gadis jutek itu, namun tak ada jawaban.
bersambung apa tamat ya enaknya??!!!
bersambung apa tamat ya enaknya??!!!
0 comment:
Posting Komentar