My world, not yours
“Nda. Coba deh kamu liat majalah Girls Internasional sekarang. Ada cerpennya diya tuh,” kata Radit di telpon.
“Ha?emang napa?bukannya dari dulu udah biasa ya…”, Tanya Nanda. Emang Diya itu sering nulis di majalah-majalah.
“Kamu cermati aja deh, ntar juga ngerti, bye!” Radit menutup pembicaraan.
Nanda segera ke kamar Reva, adiknya yang emang berlangganan majalah tersebut. Nanda langsung menghempaskan tubuhnya kekasur, karena Reva emang belum pulang sekolah. Dibukanya majalah tersebut, dan menemukan apa yang dicarinya.
My unrequited puppy love
by: Alamanda Diya K
Andre terdiam setelah membaca cerpen tersebut. Pikirannya melayang ke masa lalu, ketika dia SMA 3 tahun lalu…
“Pagi teman-teman nama saya Alamanda Diya Kalifi. Saya pindahan dari Bandung. “
Diya pun duduk di depan Nanda dan Radit tepatnya disebelah Risma yang kebetulan kosong. Sejak saat itu mereka berempat bersahabat. Menurut Nanda, Diya itu cewek nano-nano. Pinter. Slebor, lemot, gak cantik-cantik amat. Satu hal yang selalu diingat Nanda adalah tiada hari terlewatkan tanpa ngeliat tali sepatu Diya terlepas, sampe Dia dan Radit capek ngingetin. Ada aja alasannya, lepaslah, diinjek oranglah, talinya licin. Padahal dia sring banget jatuh gara-gara tali itu. Dasar….!!! Nanda tersenyum mengingat betapa kacaunya Diya.
Diya gak pernah punya pacar.Itu jadi salah satu kunci andalan Nanda dkk buat godain Diya.
‘Iya kamu tuh, masa SMA masanya seneng-seneng. Risma aja pernah tuh pacaran sama dion, meskipun Dion anak gak bener,” seloroh Radit yang segera mendapat tonjokan dari Risma. Dan banyak kejadian-kejadian unik selama mereka berteman yang nggak mungkin bisa ditulis disini semua.
Risma!!!
Nama itu membuat nanda tersadar dari lamunannya. Ya dia pasti tau semua ini, pikirnya. Iapun bergegas menuju rumah Risma.
“Assalamu’alaikum…….”
“Wa’alaikumsalam……..Nanda?? Ya ampun gimana kabarnya?kemana aja kamu??!!” kata Risma kaget.
Nanda memang menghilang setelah lulus. Dia gak pernah bilang kalau pindah di Jogja dan kuliah disana.
“Aku baik-baik aja, maaf gak pernah kasih tau kalian tentang aku. Yah sekarang aku kuliah di Jogja. Ceritanya panjang, ” kata Nanda
“Ris, ada yang mau aku tanyain ke kamu tentang cerpen ini.” Sambil menyodorkan majalah yang tadi dibawanya.
Beberapa saat kemudian
“iya sih Nda, aku tau semua hal yang selama ini disimpen Diya buat kamu. Gimana Diya selalu cerita sama aku yang salah tingkah kalo deket kamu,gimana kamu menghargai kekurangan dia. Nyimpen foto-foto kamu. Sampe nangis-nangis begitu tau kamu suka sama Ayu anak basket itu. Diya seneng banget waktu kamu kasih bunga buat dia, waktu kamu pinjemin jaket karena seragamnya basah. Kamu pasti gak sadar juga kalo kartu ujianmu yang dimeja ilang, itu Diya yang nyimpen.” Risma cerita panjang lebar tentang semua rahasia Diya.
Nanda kaget. Gak menyangka akan ada hal seperti ini dalam hidupnya.
“Diya…..Oh God!!!”
“Kebetulan banget kamu kesini. Ini ada undangan ultahnya Rina,temen kita dulu. Sekalian reuni katanya. “ Risma menyodorkan sebuah undangan berwarna kuning pada Nanda.
. “Nda.aku sebenarnya heran sama kamu. Dari dulu kita berempat. Aku, kamu, Diya sama Radit bersahabat. Kamu gak pernah nyadar kalo Diya begitu perhatian sama kamu. Kamu kan selalu jadi tempat curhatnya. Ahhh…!!!”, Risma kesal.
“Sorry Risma aku emang gak peka sama semua ini. Thanx Ris. Kalo gitu aku pulang dulu. Aku mau ketempat Diya. “pamit Nanda.
“Ummm dan ada yang harus aku kasih tau ke kamu Nda. 6 bulan yang lalu Diya kecelakaan parah. Dia udah gak tinggal di sini lagi. Dia pindah ke Singapura buat perawatan.Tapi sorry aku gak bisa kasih nomernya ke kamu.” Jelas Risma
“tapi liburan besok dia bakal balik buat acaranya Rina.”
Nanda terlihat kaget tapi dia hanya terdiam dan berlalu.
2 minggu kemudian di ulang tahunnya Rina….
“Radit…Nanda…!!!!” terdengar teriakan Risma dari kejauhan.
“Hey….Ris!” balas Radit.
“Aku kangen kalian semua!”
“Sama”
“Nda kok diem aja?” Tanya Risma. Dari tadi diperhatikannya Nanda memang terlihat suntuk.
“Gak tau nih anak, nungguin Diya.” Jawab Radit.
Oh!
I'm into you,And girl,No one else would do,'cause with every kiss and every hug,You make me fall in love,….
Handphone Risma berbunyi. Tane Widya. Mamanya Risma. Ada apa ya?
“Apa??”
“Iya tante saya kesana.Makasih tante!”
Risma langsung lemas mendapat telpon itu.
“Kenapa Ris?Itu tadi siapa?” tanya Nanda.
“Diya kemarin pulang dari Singapura. Tadi pas mau kesini tiba-tiba dia pingsan. Dan sekarang dia di rumah sakit.” Risma menangis
“Kita kesana sekarang!” tegas Nanda.
Di rumah sakit. Kamar Alamanda 034 kelas 1, seorang gadis tertidur sendirian. Diya.
Sementara diluar……
“Tante gimana Diya?gak apa-apa kan?” kata Risma gusar.
“Gak apa-apa. Mungkin kecapekan aja.”
“Ya ampun ini Nanda, Radit !Gimana kabar kalian!Diya pasti senang sekali ada kalian” kata Ibunya Diya menutupi sesuatu.
“umm iya Tante kita kangen banget sama Diya…boleh masuk?” kata Nanda tak sabar.
“EHhh ayo silahkan.tapi satu-satu ya.”
Krreeeek….pintu dibuka
Menyadari ada orang masuk, Diya pun terbangun.
“Siapa itu?Mama?”
“Ssssst Diya sayang ada orang yang mau ketemu sama kamu….” Kata Mamanya Diya lirih.
“Siapa Ma?” kata Diya penasaran.
Nanda pun mendekat. Ia merasa ada yang aneh.
Tangan Diya meraba-raba tangan-tangan yang ada ditempat tidurnya. Nanda pun langsung memeluk Diya.
“Diya ini Nanda….kamu kenapa?Aku kangen sama kamu.” Kata Nanda tak kuasa menahan menangis. Risma dan Radit mencoba mengintip dari jendela. Mereka tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Diya buta. Risma dan Radit pun ikut menangis.
“Nanda,?” Tanya Diya tak percaya meraba-raba muka Nanda.
“Iya ini aku……..”
Mama Diya Cuma bisa menitikkan air mata melihat kejadian ini.
“Kamu gimana kabarnya Nda?” Tanya Diya basa-basi.
“Di maafin aku. Aku nggak pernah bilang aku mau pergi. Aku gak pernah tau keadaan kamu. Gak ada disamping kamu. Aku salah Di…..” sesal Nanda.
“Gak papa Nda, kamu pasti udah dikasih tahu sama Risma.” Diya tersenyum.
“Aku janji mulai sekarang aku akan disamping kamu terus.Aku sayang kamu Di..” kata Nanda.
“hhhh… nggak Nda. Aku nggak bisa. Aku nggak mau kamu melakukan itu karena keadaanku sekarang. Aku nggak bisa ngebebanin semua itu ke kamu. Maaf Nda,” Jelas Diya sambil meneteskan air mata.
Nanda menghapus air mata Diya sambil berkata,” Di dengerin aku, aku nggak peduli kamu nganggep aku apa. Tapi aku nggak bisa ninggalin kamu dan aku akan selalu disini buat kamu. Nggak akan pergi……..”
Risma dan Radit pun menghambur masuk, dan memeluk keduanya. Diya merasa sangat bahagia saat ini, bisa berkumpul dengan sahabat2nya lagi, dia telah menemukan dunianya lagi.