Mereka, yang kupanggil Dinar, Hendri, Yayak, Ayuk, Wiro, Novi, Ririt, Fitri, Arif
Aku ingat ketika pertama bertemu dengan mereka, satu hal yang aku pikirkan adalah, g ada yang cakep ^_^
Well, Aku akan tinggal bersama mereka, orang-orang asing. Kecuali Dinar yang memang sudah kukenal lebih dulu
Well, Aku akan tinggal bersama mereka, orang-orang asing. Kecuali Dinar yang memang sudah kukenal lebih dulu
Aku ingat ketika pertama kami datang ke dusun tersebut, yap daerah ini benar-benar asing . Kami tidak tahu harus memulai darimana
Aku ingat hari pertama kami tinggal disana, mulai memasukkan barang-barang, berbenah, dan menata calon rumah kami selama 2 bulan kedepan. Menyikat kamar mandi, memindah lemari, menyapu, mengepel, menggelar kasur. Sama-sama ^_^
Aku ingat dengan lagu Justin Bieber yang selalu membangunkan aku setiap jam 5pagi, dan ternyata mendapat protes dari mereka semua.Ouooooo…..
Aku masih ingat dengan kata-kata Ririt pada Dinar, Aaaaaah ‘Dinar’ kiii, dengan nadanya yang hmmmmm…
Aku masih ingat dengan ritual kami yang selalu mengitari pohon melinjo sebelum kami pergi.
Aku ingat membuat marah Ririt karena aku meminjam cardigannya terlalu lama, dan dia mengabaikanku hingga aku menangis diruang tv, dan baru aku tahu keesokan harinya kalau ternyata dia hanya bercanda :P . Yah aku memang paling benci dimusuhin sama temen sendiri.
Aku ingat dengan Ya sudahlah, With me, Hari bersamanya (atau D’massiv?) yang menjadi Soundtrack Of the Moment kami setiap hari
Aku masih ingat setiap saat kami pergi bersama, maka otomatis aku akan mendapatkan Ayuk dan Ayuk akan mendapatkan aku. Karena semua sudah punya pasangan masing-masing heheee
Aku ingat dengan eks yang tergila-gila dengan Jojo Levesque dan Taylor Swift *_*
Aku masih ingat saat sebagian dari kami sering berkunjung ke pom bensin terdekat untuk mandi, atau pup.
Aku ingat dan berterimakasih, berkat ini aku tahu yang namanya Mulia Toserba yang selanjutnya jadi penting bagi kami.
Aku ingat dengan wc cinta yang dengan susah payah dibuat oleh para cowok agar kami para cewek tidak ke pom bensin lagi.
Aku masih ingat terkadang merasa aneh dengan hubungan Wiro dan Fitri yang ihiiiir hingga menimbulkan isu yang hot diluar sana, diantara isu-isu lain.
Aku masih ingat dengan Fitri yang tergila-gila dengan SID, tapi selalu aq cekoki dengan lagu-lagu barat. Hingga akhirnya dia menyukai Your call-nya Secondhand Serenade, Untitled-nya Simple plan, Pieces-nya Sum 41 (baca Sum Empat Satu hahahah), dan When you’re gone-nya Avril. Alhamdulillah….
Aku masih ingat dengan musik yang tiba-tiba aku dengar saat terbangun di malam hari. Rupanya Ebiet G. Ade, Iwan Fals dan para sinden sedang bernyanyi untukWiro.
Aku masih ingat dengan GAA yang diciptakan oleh Ayuk dan Eks. Dengan anggota ya sementara mereka
Aku masih ingat dengan Dinar yang menyukai Cococino, sedangkan aku, Ayuk dan Yayak lebih menyukai Carrebian, eks yang suka kecap?
Aku nggak akan lupa ketika tanpa sengaja Eks mengunci bensinku, hingga aq harus menuntunnya ke bengkel dan pulang jalan kaki.poor me :(
Aku ingat spot-spot di Paseban, Gabusan, Adipura (sambil diawasi oleh Pak polisi ^_^), jembatan, sawah, masjid, pantai
Aku ingat saat-saat kami maskeran bersama
Aku ingat setiap melewati warung bakso dimana kita sering makan disana.
Aku akan tertawa mendengar kata ‘salty egg’ lagi lagi dan lagi
Aku masih ingat dengan muka-muka mereka ketika membuka menu hari ini. Ceria, kecewa, full of comment.
Aku ingat saat jalan-jalan ke Amplas bersama Dinar, Yayak dan yang lain, dengan kejadian memalukan bersama Po si teletubbies merah yang sok jual mahal itu.
Aku masih ingat menertawakan Dinar ketika dia terjebak dikamar cewek yang pengap selama beberapa saat karena mamanya Ayuk di ruang tv.
Aku masih ingat setiap kami melewati kuburan belakang rumah yang katanya angker tersebut, maka aku akan memegang erat salah satu dari mereka sambil menutup mata.
Aku nggak akan pernah lupa kalau malam tiba, dan aku ingin kekamar mandi, aku akan memanggil Dinar dan menyuruhnya menunggu di pintu sampai aku selesai, dan kadang bingung kalau dia pulang ^_^
Aku masih ingat ketika tarawih aku dan Hendri berlari-lari menuju masjid melewati TK yang konon berhantu dan pulang memutar jalan berbeda.
Aku masih ingat dengan mereka yang katanya tertular penyakit hobi nabrakku.
Aku masih mempraktekkan pelajaran menyapu yang diajarkan Dinar padaku hampir disetiap pagi dan sore ketika kami menyapu halaman.
Aku masih ingat ketika aku sering bawel, sok sibuk menghadapi **** yang gak kunjung selesai. Maaf ya teman-teman
Aku masih ingat ketika kami jalan-jalan ke pasar malam, membeli gelas yang sama tapi berbeda, makan es krim, maen ayunan
Aku masih ingat ketika kami sering keluar malam, dan mengajak seorang pemudi hingga kami dimaki-maki bapaknya
Aku masih ingat berargumen sms dengan Wiro mempermasalahkan dia yang lama-lama menjadi acuh terhadap kami, mengatakan apa yang selama ini aku rasakan. Lega meski sedikit sungkan. Maaf Bos ^_^
Aku akan selalu ingat ketika aku memukul bahu Dinar sambil menangis karena kami dibicarakan tidak enak diluar sana.
Aku masih ingat ketika kami beranjak tidur dikamar cewek, ngrumpi, tertawa dalam kondisi lampu mati. Tiba-tiba ada sosok pocongan jadi-jadian dari atas yang ternyata adalah kerjaan Yayak. Bela-belain make jumper si Eks, tiang bendera, kursi dan apalah. Aku sudah tidak bisa membedakan menangis dan tertawa
Aku masih ingat kamar kosong yang jadi gudangnya Hendri dan Fitri. Berantakan
Aku akan selalu ingat, menaruh handphoneku di jumper Yayak bila kami berboncengan.
Aku masih ingat kata-kata Eks yang bilang harus merubah sifat kekanak-kanakanku. Terimakasih. Sedang dijalankan...
Aku masih ingat dengan ‘curhat.com’ dan cerita-cerita yang terjadi antar tembok itu.
Aku masih ingat dengan Wiro yang meminjam eyeliner Novi, dan lama-lama dia membeli sendiri
Aku masih ingat dengan kata-kata Dinar, “omahmu seko lemah yo” setiap ada yang masuk keruang tivi dengan memakai sandal. Pasti karena dia habis nyapu.
Aku masih ingat ketika eks ketakutan karena mo "dibunuh" seorang anak kecil hahahaa
Aku masih ingat dengan kata-kata anu, pertamax gan, eh sopo jenengmu, belakang rumah pak camat, Orson
Aku masih ingat merasa was-was setiap diantara kami ingin menyalakan dispenser, maaf aku lupa berapa kali kami harus benerin
Aku masih ingat kalau malam tiba, Yayak akan tidur didepan tivi demi mendapat sinyal Tri-nya dan menghindari berdesak-desakan dengan cowok-cowok, dan ketika aku bangun esoknya, aku akan meminjamkan selimutku padanya.
Aku ingat kalau mencuci piring paling seru adalah bersama Yayak dan Dinar. Berisik dan basah hahahaa
Aku akan selalu ingat ketika mereka datang pagi-pagi kerumahku mencari makan, mencuci motor, mencegat tukang bakwan, tidur, saat giliranku istirahat dirumah. Damn!!
Aku ingat dengan sombongnya kami sering berkata, kami juga ngegenk! Tapi ber-10, ketika kami sering dengar cerita tentang teman-teman diluar sana yang tidak akur dengan kelompoknya.
Aku masih ingat sekali dengan Dinar, Yayak, dan Hendri disaat-saat terakhir kami tinggal dirumah itu. Dimana kau ada, disitu kami ada.
Aku masih ingat karena hingga saat ini kami masih dalam satu kampus yang sama dan kadang bertemu dengan tidak sengaja.
Aku masih ingat karena hampir setiap akhir pekan aku melewati jalan itu, Dusun itu……
Semoga saja tidak ada yang namanya ‘teman kontrak’ karena ingatan itu sudah lekat di aku. Jika ada yang terlupa mungkin suatu saat akan ada yang mengingatkanku
Terimakasih kepada orang-orang yang memberiku A- untuk pekerjaanku, terimakasih kepada Allah yang memberiku pengalaman A++ dan teman-teman yang kusebutkan diatas dalam kehidupanku
0 comment:
Posting Komentar